Dalam menuliskan bab dan sub bab ada beberapa aturan yang perlu dipahami setiap penulis. Berikut penjelasannya:
1. Bab Ditulis dengan Huruf Kapital dan Dicetak Tebal
Salah satu ciri khas sekaligus aturan penulisan bab dalam naskah buku adalah penggunaan huruf kapital. Judul pada bab biasanya ditulis memakai huruf kapital secara keseluruhan.
Entah terdapat kata hubung maupun kata lain yang umumnya ditulis dengan huruf kecil. Ketika kata hubung ini masuk ke judul bab, maka otomatik ditulis dengan huruf kapital semua tanpa terkecuali. Sekaligus dicetak tebal atau bold.
2. Sub Bab Ditulis dengan Huruf Kapital pada Huruf Pertama dan Dicetak Tebal
Aturan kedua dalam penulisan sub bab yang benar dalam naskah buku adalah ditulis huruf kapital hanya untuk huruf pertama di setiap kata. Pada penulisan sub bab inilah, kata hubung maupun kata depan huruf pertama ditulis memakai huruf kecil.
Selain itu, sub bab ditulis dengan dicetak tebal atau bold. Tujuannya agar terlihat lebih mencolok dan setiap pembaca mengetahui jika yang dicetak tebal ini adalah judul dari sub bab.
3. Bab Diletakan di Tengah
Aturan ketiga adalah berkaitan dengan penempatan bab. Penulisan bab diletakan di bagian tengah atas. Sehingga dimulai dengan penomoran bab, lalu disusun judul bab tersebut di bagian bawahnya.
Judul bab ini nantinya akan menjadi judul dari bab pertama yang diikuti dengan beberapa sub bab lengkap dengan judulnya. Judul bab hanya satu di setiap bab, dan satu bab bisa terdiri dari beberapa sub bab.
4. Sub Bab Diletakan di Dalam Naskah
Sementara untuk penulisan sub bab yang benar adalah diletakkan di dalam naskah dan sejajar dengan naskah tersebut. Sehingga sub bab ini menjadi bagian awal dari penjelasan dalam sub bab dan ditulis sejajar tanpa dibuat menjorok ke dalam.
Penomoran pada Bab, Sub Bab dan Anak Sub Bab
1. I, II, III, IV dst.: Nomor untuk bab
2. A, B, C, dst.: Nomor untuk subbab
3. 1, 2, 3, dst.: Nomor untuk anak subbab
4. a, b, c, dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak sub bab pertama
5. 1), 2), 3), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak subbab kedua
6. a), b), c), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak subbab ketiga
7. (1), (2), (3), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak sub bab keempat
8. (a), (b), (c), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak sub bab kelima
CONTOH:
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
II. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Konsep
B. Teori yang Terkait
1. Teori A
2. Teori B
C. Kajian Literatur
III. Metodologi Penelitian
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi
3. Studi Dokumen
D. Analisis Data
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Analisis Data
1. Analisis Statistik
a. Analisis Regresi
b. Analisis Korelasi
2. Analisis Deskriptif;
a. Analisis Frekuensi
b. Analisis Persentase
C. Pembahasan
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Implikasi Penelitian
VI. Daftar Pustaka


